HAK ASASI MANUSIA: Film Tragedi Kemanusiaan di Plantungan Diluncurkan
KOMPAS – Sabtu, 12 Februari 2011
Jakarta, Kompas – Peristiwa politik tahun
1965 di Indonesia diperkirakan menelan korban jutaan jiwa. Mereka yang
dituduh sebagai anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia dibunuh,
dihilangkan dengan paksa, serta ditahan dan dipenjara tanpa proses
pengadilan. Di antara mereka, banyak perempuan yang menjadi korban.
”Sekitar 500 perempuan ditahan di
Plantungan (Kendal, Jawa Tengah). Di sana Komnas Perempuan menemukan
setidaknya dua kasus kehamilan karena kekerasan seksual,” kata Wakil
Ketua Komisi Nasional Antikekerasan Terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan) Desti Murdijana saat peluncuran film dokumenter Plantungan:
Potret Derita dan Kekuatan Perempuan, di Jakarta, Kamis (10/2).
Komnas Perempuan pada 2007 menerbitkan
laporan pemantauan Kejahatan terhadap Kemanusiaan Berbasis Gender:
Mendengarkan Suara Perempuan Korban Peristiwa 1965. Dokumen ini ditulis
berdasarkan kesaksian 122 perempuan yang diduga terlibat dalam peristiwa
politik 1965, serta mencatat 1.192 kasus kekerasan yang terdiri dari
165 kasus kekerasan seksual dan 1.027 kasus kekerasan nonseksual.
Film Plantungan yang disutradarai Putu
Oka Sukanta dan Fadillah Vamp Saleh ini mendokumentasikan kekerasan yang
dialami beberapa perempuan korban/survivor peristiwa politik 1965. Film
ini diproduksi oleh Lembaga Kreativitas Kemanusiaan, sebuah lembaga
yang didirikan oleh seniman dan keluarga eks tahanan politik. Plantungan
mengungkapkan kehidupan perempuan di dalam tahanan dengan berbagai
tekanan dan kekerasan yang mereka alami, salah satunya adalah
eksploitasi seksual.
Dua survivor 1965, yaitu Suci Danarti dan
Pujiyati, menceritakan kehidupannya selama ditahan di Plantungan yang
berjarak 15 kilometer arah barat daya Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa
Tengah. ”Plantungan pada zaman Belanda merupakan rumah penampungan
penderita lepra,” kata Suci Danarti. (LOK)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar