Kamis, 03 Januari 2013

HAK ASASI MANUSIA: Film Tragedi Kemanusiaan di Plantungan Diluncurkan

HAK ASASI MANUSIA: Film Tragedi Kemanusiaan di Plantungan Diluncurkan


KOMPAS – Sabtu, 12 Februari 2011
Jakarta, Kompas – Peristiwa politik tahun 1965 di Indonesia diperkirakan menelan korban jutaan jiwa. Mereka yang dituduh sebagai anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia dibunuh, dihilangkan dengan paksa, serta ditahan dan dipenjara tanpa proses pengadilan. Di antara mereka, banyak perempuan yang menjadi korban.
”Sekitar 500 perempuan ditahan di Plantungan (Kendal, Jawa Tengah). Di sana Komnas Perempuan menemukan setidaknya dua kasus kehamilan karena kekerasan seksual,” kata Wakil Ketua Komisi Nasional Antikekerasan Terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Desti Murdijana saat peluncuran film dokumenter Plantungan: Potret Derita dan Kekuatan Perempuan, di Jakarta, Kamis (10/2).
Komnas Perempuan pada 2007 menerbitkan laporan pemantauan Kejahatan terhadap Kemanusiaan Berbasis Gender: Mendengarkan Suara Perempuan Korban Peristiwa 1965. Dokumen ini ditulis berdasarkan kesaksian 122 perempuan yang diduga terlibat dalam peristiwa politik 1965, serta mencatat 1.192 kasus kekerasan yang terdiri dari 165 kasus kekerasan seksual dan 1.027 kasus kekerasan nonseksual.
Film Plantungan yang disutradarai Putu Oka Sukanta dan Fadillah Vamp Saleh ini mendokumentasikan kekerasan yang dialami beberapa perempuan korban/survivor peristiwa politik 1965. Film ini diproduksi oleh Lembaga Kreativitas Kemanusiaan, sebuah lembaga yang didirikan oleh seniman dan keluarga eks tahanan politik. Plantungan mengungkapkan kehidupan perempuan di dalam tahanan dengan berbagai tekanan dan kekerasan yang mereka alami, salah satunya adalah eksploitasi seksual.
Dua survivor 1965, yaitu Suci Danarti dan Pujiyati, menceritakan kehidupannya selama ditahan di Plantungan yang berjarak 15 kilometer arah barat daya Sukorejo, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. ”Plantungan pada zaman Belanda merupakan rumah penampungan penderita lepra,” kata Suci Danarti. (LOK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar